Senin, 29 Juli 2019

MASYARAKAT ACEH PILIH ALAM PEUDENG



Aceh Utara – Sampai saat ini, pelomik masalah Qanun UUPA nomor 3 tahun 2013 masih belum selesai, upaya Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) dalam menyelesaikan Qanun tersebut masih dianggap tidak becus oleh kalangan masyarakat Aceh, karena Qanun tersebut masih belum mendaptakna realisasi oleh Pemerintah Pusat meskipun sudah di Sahkan oleh DPRA.

Foto ilustrasi Tgk NI dan Alam Peudeng yang beredar di Sosmed
Pernyataan tersebut diungkapkan oleh “Sdr. Faisal salah satu tokoh Eks Gam diwilayah Pase pada saat diwawancarai oleh awak Media Aceh Mandum”. Senin (22/07/2019).

Menurutnya, langkah DPRA dalam menyelesaikan UUPA masih dianggap tidak becus. Dikaitkan dengan pengusulan masalah Lambang/Simbol Aceh, DPRA maupun DPRK harus introfeksi diri, karena tidak semua masyarakat Aceh menyetujui apa yang mereka usulkan.

Ianya juga menyampaikan, selama ini anggota DPRK dan DPRA hanya memikirkan Bendera Bulan Bintang saja yang cocok untuk dijadikan Lambang/Simbol Aceh, namun mereka tidak berfikir bahwa masih ada Bendera lain yang lebih layak dan memiliki nilai sejarah Aceh yang mendalam, serta diakui oleh kalangan masyarakat Aceh secara keseluruhan.

Salah satunya adalah Alam Peudeng, jika dikatiakan dengan Sejarah, Bendera Alam Peudeng sangat Cocok dijadikan Silbol/Lambang Aceh, karena Bendera tersebut sudah ada dimasa kejayaan Aceh pada saat dipimpin oleh sultan Iskandar Muda sebelum adanya Bendera Bulan Bintang di masa Tgk. Muhammad Hasan Ditiro (Almarhum). Selain itu Pemerintah Pusat juga tidak akan menyetujui Bendera Bulan Bintang, karena masih menyerupai Bendera Saparatis.

“Alangkah baiknya anggota DPRA khususnya dari Fraksi PA dapat bekerja sama dengan para Tokoh Masyarakat dan Ormas lainnya melakukan survei dilapangan untuk mengetahui apa yang sebenarnya diinginkan oleh masyarakat, sehingga DPRA dalam menentukan keputusan tidak sepihak saja, melainkan mendapatkan persetujuan dari semua pihak”. Kritiknya terhadap DPRA.
                                   
“Jika disuruh memilih Lambang/Simbol yang cocok untuk Aceh, saya lebih memilih Alam Peudeng, karena Bendera tersebut memiliki nilai histori sejarah yang mendalam sehingga dapat mempersatukan masyarakat Aceh secara keseluruhan apalagi telah diakui oleh Negara luar, seperti Belanda, Malaysia dan Arab”. Ujarnya terhadap awak media. 



Editor              : AY
Sumber           : Aceh Mandum

Senin, 08 Juli 2019

MASYARAKAT ACEH UTARA DUKUNG ALAM PEUDEUNG DIJADIKAN LAMBANG PROVINSI ACEH

Foto Masyarakat Mengenakan Topi Alam Peudeng
Aceh Utara – Banyaknya  pemandangan masyarakat yang mengenakan Topi dan Baju bergambar Bulan Bintang disertai Pedang yang terletak dibawahnya di setiap kedai / warung Kopi wilayah Aceh Utara menjadi perbincangan bagi kalangan tokoh pemuda dan masyarakat. Ternyata Gambar tersebut merupakan gambar Bendera Alam Peudeung peninggalan kerajaan Sultan Iskandar Muda “Ujar  Zul, salah satu masyarakat yang memakai Baju bergambar Alam Peudeung di warung Ajo Kopi Lhoksukon saat diwawancarai oleh Awak Media Aceh Mandum”, Selasa (08/07/2019).

Ia juga menjelaskan bahwa Alam Peudeung merupakan Bendera yang memiliki nilai histori / sejarah yang mendalam dimana bendera tersebut digunakan sebagai simbol/lambang saat Aceh dipimpin oleh Sultan Iskandar Muda pada masa jayanya saat melawan Portugis dan Belanda tahun 1511-1530 M.

Zul menolak Bendera Bulan Bintang dijadikan Simbol/Lambang Bendera Provinsi Aceh.

Foto Zul saat diwawancarai 
“Bendera Bulan Bintang tidak bisa dijadikan Simbol/lambang Provinsi Aceh, karena bendera tersebut masih menyerupai bendera Separatis GAM. Pemerintah Pusat juga sampai saat ini tidak menyetujui jika Bendera tersebut disyahkan. Selain itu, hanya beberapa pihak saja yang menyetujuinya bukan seluruh elemen masyarakat Aceh” menurutnya.

Zul,  berharap Alam Peudeung dapat segera diputuskan dan dijadikan Lambang/Simbol Bendera Provinsi Aceh.

“Dikaitkan dengan UUPA Qanun No.3 tahun 2019 tentang Lambang dan Simbol Aceh, Pemerintah Provinsi Aceh sebaiknya mengusulkan Alam Peudeung untuk dijadikan Lambang Provinsi Aceh, karena bendera tersebut dapat mempersatukan masyarakat Aceh secara keseluruhan” Ujar Zul.

“Namun alangkah baiknya masalah Bendera  sebaiknya Pemerintah dan Anggota Legislatif baik DPRK maupun DPRA lebih memikirkan nasib rakyatnya terlebih dahulu, karena yang dibutuhkan masyarakat saat ini adalah kesejahteraan” Tambah Zul saat menutup pembicaraan terhadap awak media.


Editor      : AY
Sumber    : Aceh Mandum

MILAD GAM KE- 43 JADIKAN MOMEN MENJAGA DAN MERAWAT PERDAMAIAN ACEH

Aceh Utara – Mantan Eks Kombatan Wilayah Pase yang akrab di panggil Sulaiman alias Abi Pasee angkat bicara mengenai permasalahan Milad ...