Aceh Utara – Dalam menyambut dan
merayakan Milad GAM (Gerakan Aceh Merdeka) yang ke 43 Tahun ini ada kritikan
dari beberapa kalangan masyarakat Aceh Utara. Kritikan itu bukanlah mendukung
namun sebaliknya, bahkan bila perlu tidak ada peringatan Milad GAM di Wilayah
Aceh Utara yang dikenal dengan Wilayah Pase sebutan bagi Eks/mantan GAM. Senin (02/12/2019).
Peringatan Milad GAM menjadi momen
khusus dan kebangkitan bagi Eks Gam di seluruh Aceh, namun momen tersebut
sebenarnya dapat diisi dengan kegiatan yang memberikan manfaat ketimbang acara
yang dapat membuka kenangan pahit masa lalu, keinginan masyarakat lebih
menginginkan Aceh tetap damai serta tidak terulang kembali masa kelam sehingga
membuat mereka menjadi resah dan trauma. “Penyampaian M Yunus yang akrab dipanggil
Yunus Pasee terhadap awak media”
M Yunus mengungkapkan masih banyak
masalah di Aceh yang perlu dituntaskan seperti
kesejahteraan, pendidikan dan lapangan pekerjaan. Akan tetapi hampir setiap
tahun yang menjadi komponen dalam acara Milad GAM hanya membahas masalah apa
yang belum terwujud di Aceh, padahal para petinggi/elit Eks GAM lah yang
mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di Aceh, mereka seolah-olah selalu
menyalahkan pemerintah yang selama ini sudah cukup banyak memberikan perhatian
kepada Aceh.
“Sebenarnya boleh-boleh saja
memperingati Milad ,namun tema dan acara yang dibuat bukan untuk mengenang dan
membuka kenangan pahit masa lalu, bisa
dialihkan dengan Acara syukuran atas terjaganya perdamaian di Aceh dan
sebagainya yang bersifat positif dan tidak membawa nama GAM“
“Justru dalam salah satu poin
butir-butir MoU Helsinky tertulis Gam melakukan demobilisasi atas semua 3000
pasukan militernya. Anggota GAM tidak
akan memakai seragam maupun menunjukan emblem atau simbol militer setelah
menandatangani nota kesepahaman perjanjian MoU Helsinky. Namun, hampir setiap
tahunnya yang selalu menjadi perbincangan dan berita hangat dalam acara
tersebut adalah masih ada yang mengibarkan maupun membentangkan Bendera Bulan
Bintang serta atribut militer mereka, padahal dulunya sudah disepakati secara
bersama”.
“Selama ini peringatan Milad GAM
bukan solusi untuk perdamaian di Aceh, melainkan menjadi sumber permasalahan
yang ada, karena kegiatan tersebut adalah mengenang dan membangkitkan luka lama
yang membuat sebagian masyarakat Aceh menjadi takut dan resah” Ujarnya.
“Ia berharap”, pejabat Pemerintah
pusat maupun Daerah berani memberikan himbauan larangan yang tidak sesuai
dengan butir-butir perjanjian MoU Helsinky dalam acara memperingati Milad Gam,
sehingga acara tersebut tidak disalah gunakan oleh kelompok-kelompok tertentu.
Masyarakat juga berharap aparat
keamanan harus tegas dalam menjalankan tugasnya demi menjaga perdamaian dan
terciptanya stabilitas keamanan di Aceh.
Editor : Ay
Sumber : News Acehtrend
Tidak ada komentar:
Posting Komentar